Jumat, 07 Juni 2013

Melupakanmu Tak Semudah Yang Kukira



Jemari-jemari ini. Jemari yang memiliki kuku berwarna merah muda berpadu biru. Jemari yang merindukan genggamanmu. Seperti aku yang merindukan dirimu. Takpernah ada terbesit rasa ingin menghapusnya. Kubiarkan warna-warna kuku ini hilang dengan sendirinya, seperti aku membiarkan perasaan ini hilang dengan sendirinya. Dari hari ke hari, warna-warna kuku ini memudar dan hampir menghilang. Tapi perasaan ini takpernah berubah, tidak memudar sedikitpun. Ternyata, melupakanmu tak semudah yang kukira.

Kuku-kuku manis ini mengingatkanku kepada pertemuan singkat kita. Mengingat setiap percakapan, setiap gurauan, semuanya. Aku dapat mengingat semuanya. Kamu bukanlah orang yang patut aku cintai. Mengapa aku cenderung takpernah bisa mendapatkan apa yang aku cintai? Sampai pada akhirnya orang itu pergi, dan hanya ada rasa penyesalan yang terbesit. Aku menyesal takpernah mencegahmu pergi. Aku menyesal takpernah berusaha untuk berkata jujur tentang perasaanku padamu. Aku menyesal telah meninggikan rasa egoisku untuk tetap memendam perasaan ini sendirian.

Penyesalan memang selalu datang belakangan. Setelah aku merasa kehilangan. Setelah aku merasa semuanya telah pergi. Setelah aku sadar bahwa aku takbisa tanpamu. Setelah aku tahu bahwa kaubegitu berarti untukku. Sekarang, terlambatkah aku jika memintamu kembali padaku? Salah. Kamu takkan kembali, karna kaudatang bukan untuk tinggal. Melainkan hanya untuk singgah sebentar tanpa ada niat untuk menjadikanku sebagai rumahmu.

Terlalu sakit memang. Memendam perasaan ini sendirian tanpa tahu apa yang kaurasakan sebenarnya. Tapi jika kaumemang mencintaiku, kautakkan pergi kan? Jika kaumencintaiku, kautakkan mencampakkanku begitu saja kan?

Seharusnya aku sadar, kauhanya ada di dalam mimpiku. Di dunia nyata, aku hanyalah seorang wanita yang berharap dicintai oleh orang yang kucintai. Haruskah aku mengucapkan selamat tinggal pada saat aku ingin tetap menunggumu? Aku takkan pernah mengucapkan selamat tinggal, karna perasaan ini selalu ada untukmu.

Aku sangat merindukanmu.
Semoga kita bisa terlibat pertemuan lagi, Sayang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar