Minggu, 16 Juni 2013

30 Hari Setelah Hari Itu....

Tepat satu bulan yang lalu, perasaan ini tumbuh. Cinta ini berawal dari senyuman manismu ketika aku membukakan pagar rumahku untukmu. Senyuman itu begitu manis. Suara itu begitu hangat ketika kaumenyapaku. Wajah itu begitu mempesona.

Telah 30 hari kulalui tanpa dirimu, tanpa tahu kabar tentangmu. Semua berjalan begitu lambat. Ini semua menyakitkan. Tiada hari kulewati tanpa mengingat dirimu. Apakah kautelah menemukan pelabuhan lain? Aku terkejut, begitu cepat kaumelupakan semua tentang kita. Sebegitu tidak berartikah diriku untukmu? Rasa ini masih ada. Getaran ini masih ada setiap kali aku mendengar namamu. Ketahuilah, tak ada satupun orang yang dapat membuatku tertawa selepas ketika bersamamu. Tak ada satupun orang yang dapat membuatku nyaman seperti saat kaumemelukku. Tak ada orang yang sepandaimu saat membisikkan dengan hangat sebuah kata cinta.

Aku begitu merindukanmu. Seharusnya, aku belajar untuk melepaskan dan mengikhlaskan. Tapi kebersamaan kita telah membuatku lupa caranya melepaskan. Aku terlalu mencintaimu. Aku rasa, aku takkan pernah merelakanmu menghabiskan waktumu bersama oranglain. Menggenggam jemari oranglain. Merengkuh oranglain kedalam pelukmu. Memberikan ciuman hangatmu di kening oranglain. Atau bahkan membisikkan kata cinta pada oranglain. Ah, sangat menyakitkan bila membayangkannya.

30 hari bukanlah waktu yang sebentar, menurutku. Aku menunggumu menyapaku meskipun hanya lewat chatting. Aku merindukan suara indahmu ketika menyebut namaku. Aku merindukan hangatnya pelukmu saat merengkuh tubuhku. Aku merindukan semua tentangmu, tentang kita. Aku begitu bahagia saat bersamamu.....dulu. Sebelum pada akhirnya kaupergi meninggalkanku tanpa memberiku kepastian dan tanpa mengucapkan selamat tinggal. Apakah benar kauhanya mampir ke dalam hatiku tanpa pernah berniat untuk tinggal? Lalu, apalah arti semua perhatian yang telah kauberikan? Begitu tak berartikah? Atau mungkin kaumemperlakukan semua wanita dengan rata? Memeluknya, menggenggam jemarinya, lalu membisikkan kata cinta. Apakah iya?

Sosokmu begitu sempurna dimataku. Aku takpernah bisa melihat sisi celamu. Mengapa aku harus merasakan rasanya dibuang, lagi? Mengapa aku harus kehilangan orang yang kucintai, lagi? Mengapa hidup ini kejam? Mengapa cinta menyakitkan? Pertanyaan itu selalu terngiang-ngiang di kepalaku. Sakit rasanya merindukanmu dengan amat sangat. Lelah rasanya menghabiskan airmata sebelum akhirnya tertidur pulas. Hancur rasanya ketika membuka mata dan menyadari bahwa kautak di sisiku lagi.

Aku takingin kaumerasakan apa yang kurasakan sekarang. Itu terlalu menyakitkan dan menyedihkan. Aku hanya ingin kita bersama. Menghabiskan waktu bersama, lagi. Berbagi kisah, canda dan tawa, lagi. Segalanya hanya kau dan aku. Tanpa pernah memiliki akhir yang buruk. Tanpa pernah kaumeninggalkanku. Tapi, mimpi hanyalah mimpi. Itu semua hanya angan-angan belaka. Aku hidup di dunia nyata. Dan kenyataannya adalah, kautelah pergi jauh tanpa pernah memutar balik tubuhmu untuk kembali padaku dan merengkuhku ke dalam pelukmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar