Kamis, 11 Juli 2013

Ketika Aku Mengharapkanmu Kembali

Dia menggenggam sebuah tangan. Memeluk sesosok perempuan. Bukan aku. Aku melihatnya bersama oranglain. Tahukah dirinya betapa sakitnya hati ini? Tahukah dia seberapa besar aku mencintainya? Palsukah semua kata-kata manis yang ia pernah katakan? Jika dia memang mencintaiku, tidak mungkin dia melupakanku dengan mudah dan menemukan oranglain dengan cepat. Semakin aku merasakan sakit, semakin aku ingin tahu lebih jauh lagi. Perempuan itu bukan oranglain untukku, mereupakan... Orang terdekatku. Seseorang yang menjadi sandaran ketika aku terjatuh untuk lelaki itu, seseorang yang menjadi sebuah buku diary ketika aku memiliki begitu banyak cerita dan keluh kesah tentang lelaki itu. Aku tidak pernah menyangka semua berakhir seperti ini. Orang yang sangat kupercaya, dengan tanpa perasaan dan rasa bersalah tega melukai hatiku.

Aku mencoba mengikhlaskan, namun ternyata itu semua tidak mudah. Setiap kulihat dirinya menggenggam tangan perempuan itu, hatiku sakit bagaikan ditusuk ribuan jarum. Aku telah begitu banyak mengalami rasa sakit. Sakit karna mencintainya, sakit karna kehilangan, sakit karna dikhianati, lalu apa lagi setelah ini?

Jika dia memang cinta sesaatku, mengapa semua begitu sulit? Mengapa begitu sulit untuk mengikhlaskan dan melepaskan? Mengapa begitu sulit melihatnya bersanding dengan perempuan lain? Mengapa begitu sulit untuk melupakannya?

Dia takpernah menganggapku ada, lalu mengapa aku menganggap ia adalah segalanya? Dia takpernah tulus mencintaiku, lalu mengapa aku mencintainya terlalu dalam? Dia takpernah menjadikanku sebagai tujuan, lalu mengapa aku mengharapkan dirinya akan kembali?

Hatiku tidak sekuat baja. Aku terlalu lemah untuk menghadapi semua ini. Luapan emosi yang tertanam di dalam hati, hanya berhasil mengeluarkan airmata tanpa mengeluarkan sepatah katapun. Seandainya dia tahu, aku begitu mencintainya..... Dan terlalu sulit untuk melihatnya bersanding bersama orang terdekatku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar