Kamis, 25 Juli 2013

Hati Ini Masih Milikmu..

2 Tahun 5 Bulan 22 Hari yang lalu, Tuhan mempertemukan kita. Tatapanmu begitu hangat, kaumeraih tanganku dan memperkenalkan dirimu. Detik itu juga, darahku berdesir, jantungku berdetak lebih cepat dari biasanya, mulutku terbungkam rapat. Aku bahagia bisa mengenalmu. Pertemuan-pertemuan berikutnya, kaumasih begitu hangat. Betapa kurindukan dirimu saat merengkuh tubuhku kedalam pelukanmu. Saat dengan begitu perhatiannya kaumelindungi tubuhku dari rintik hujan dengan baju hangatmu.


Hari-hari kita lewati bersama dengan rasa bahagia, seperti hanya kau dan aku yang paling bahagia karena cinta. Sampai pada akhirnya hubungan kita menjadi pasti, kita resmi pacaran. Tahukah kaubetapa bahagianya aku saat itu? Aku tertidur pulas dengan perasaan bahagia. Tapi mengapa ketika aku terbangun, aku harus melepaskanmu? Mengapa tiba-tiba kaumemutuskan hubungan? Kamu memilih pergi tanpa alasan. Tahukah kamu betapa hancurnya aku saat mendengarmu mengucapkan kata pisah dengan begitu mudahnya? Saat itu, aku hanya membiarkanmu mendengar isak tangisku & melepasmu pergi dengan harapan kauakan kembali padaku. Tapi ternyata, kaupergi tanpa pernah menoleh ke belakang.


Hari-hariku menjadi sulit. Nafasku terasa sesak, mataku selalu sembab, hatiku tidak tertata rapi. Aku masih begitu mencintaimu. Setiap tahun ketika hari kelahiranmu, aku datang membawa sebuah kue dan sebungkus kado. Ah, betapa bahagianya aku saat kaumenerimanya dan menyunggingkan sebuah senyuman saat membukanya. Masihkah kaumenyimpan hadiah-hadiah dariku? Sampai pada akhirnya kaumerasa lelah dengan tingkahku yang selalu mengagungkanmu. Kaumemintaku untuk pergi dan melupakanmu. Betapa tajamnya perkataanmu saat mengusirku pergi dari kehidupanmu. Bodohnya, aku hanya meneteskan airmata yang kaubilang takkan pernah ada gunanya dan takkan bisa membuatmu kembali.


Aku fikir, aku bisa melupakanmu. Aku mencoba menjalani hubungan dengan orang lain beberapa kali, tapi hati ini telah mati rasa. Kautelah mecinptakan trauma yang begitu besar. Aku tak lagi bisa mencintai oranglain. Aku tak lagi bisa percaya oleh kata-kata manis oranglain. Aku tak lagi bisa melihat oranglain, selain kamu. Sampai pada akhirnya aku lelah menunggu, aku lelah selalu iri pada wanita-wanita yang kaupuja. Aku menyerah. Aku tak lagi mengharapkanmu kembali. Aku tak lagi menunggumu. Aku telah merelakanmu jauh sebelum hari ini. Aku telah sangat mampu melepasmu. Tapi, kaupergi dengan menggenggam hatiku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar